PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Oleh : ELIN HERLINA, S.Pd.
CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN INDRAMAYU
elinherlina36@guru.smp.belajar.id

Modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi




A. Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Pengaruhnya terhadap Pengambilan Keputusan Pemimpin Pembelajaran





    Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai  pendidikan dan pengajaran yang humanis yaitu memanusiakan manusia, keselarasan antara daya cipta, daya rasa dan daya karsa. Pendidikan itu bersifat menuntun. Pendidik seperti seorang petani yang menanam bibit dan menumbuhkannya dengan lingkungan tanah dan pengairan yg baik, diberi pupuk, dilindungi dari hama dan jamur, sehingga tumbuh sesuai kodratnya. Pemikiran tersebut sangat berpengaruh terhadap peran kita sebagai seorang pendidik dalam mengambil keputusan yang tepat, efektif dan bertanggungjawab sebagai pemimpin pembelajaran yaitu menuntun murid mengembangkan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan prinsip Merdeka Belajar, anak diberikan kebebasan sesuai dengan minat dan bakatnya untuk mengembangkan kemampuannya dalam mencapai tujuan yang ingin ia capai. 

Pemikiran Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dituangkan dalam semboyan :

Ing Ngarso Sung Tulodo, ketika didepan menjadi teladan. Maksud dari semboyan ini sebagai seorang pendidik harus mampu menjadi excellent role model  bagi muridnya, baik sikap, perbuatan maupun pola pikirnya. Pendidik harus memiliki akhlak yang mulia dan berbudi pekerti luhur menjadi contoh yang baik bagi muridnya.  Apabila pendidik memberi teladan yang baik dan benar, maka perilaku murid akan baik juga, bahkan akan lebih baik dari pendidiknya.

Ing Madya Mangun Karso, ketika di tengah memberikan semangat. Maksud dari semboyan ini seorang pendidik harus mampu memberikan semangat ketika muridnya mengeksplore bakat dan kompetensi yang dimilikinya, baik dalam kondisi murid sedang dalam keadaan nyaman maupun tidak nyaman. Pendidik harus dapat memotivasi bahkan berada ditengah-tengah murid berperan sebagai teman memberikan ruang untuk berkomunikasi secara efektif memberikan semangat untuk kemajuan pendidikan muridnya.

Tut Wuri Handayani, ketika dibelakang memberikan daya kekuatan. Maksud dari semboyan ini seorang pendidik harus mampu memfasilitasi dengan daya dan kekuatan yang dimilikinya untuk mendorong kemajuan belajar muridnya. Pendidik mencurahkan pemikiran dan tenaga yang dimilikinya dengan memberikan pembelajaran yang bermakna agar kompetensi siswa tercapai.

B. Pengaruh Nilai-Nilai Pemimpin Pembelajaran dalam Pengambilan Keputusan

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di sekolah tentu saja dalam pengambilan keputusan banyak mengandung dilema secara etika dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. Nilai-Nilai pemimpin pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Nilai -nilai kebajikan universal terdiri dari Keadilan, Kejujuran, Tanggungjawab, Bersyukur, Berprinsip, Lurus Hati, Integritas, Kasih Sayang, Kesabaran, Percaya diri dan lain-lain. Nilai-nilai kebajikan merupakan kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita. Diane Gossen (1998) berpendapat bahwa jika ingin menumbuhkan nilai instrinsik pada diri seseorang maka tumbuhkanlah pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Berdasarkan pendapat tersebut sangat jelas bahwa seorang pemimpin Pembelajaran harus menerapkan nilai-nilai kebajikan universal dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid.

C. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Coaching


Kegiatan Coaching Rekan Sejawat


Kegiatan Coaching merupakan suatu kegiatan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Coachee dengan bimbingan Coach. Pada kegiatan coaching, Coach akan memberikan pertanyaan pembimbing terkait dengan masalah yang dialami Coachee, sehingga Coachee menemukan sendiri solusi terbaik dari masalah yang dihadapinya. Pengambilan keputusan dalam Coaching menggunakan Model TIRTA  (Tentukan Tujuan, Identifikasi Masalah, Rencana Aksi dan Tanggung Jawab). 

D. Manajemen Emosi dalam Pengambilan Keputusan 

Sebagai seorang pendidik kita hendaknya memiliki keterampilan dalam mengelola sosial emosional diri diantaranya kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Keterampilan mengelola emosi dapat dilakukan melalui Kesadaran Penuh(Mindfullness) hal ini bermanfaat untuk melatih diri dalam mengelola emosi, melatih konsentrasi, perhatian dan rasa empati terhadap orang lain. Hal tersebut sangat diperlukan terutama pada peran kita sebagai seorang pendidik dalam melayani karakteristik yang berbeda pada setiap murid. Dibutuhkan kesabaran dan manajemen emosi yang baik dalam memberikan pelayanan prima pada murid. Jika pendidik berada dalam kondisi emosi yang kurang stabil dapat melakukan teknik STOP (Stop, Take a deep breath, Observe dan Proceed). 

E. Pengambilan Keputusan Sesuai Moral Pendidik 

Berbagai masalah yang ditemui di lingkungan sekolah sangat beragam. Pendidik dapat membuat Keyakinan Kelas atau Kesepakatan Kelas yang dibuat bersama-sama murid agar tertanam Budaya positif di sekolah. Jika terdapat murid yang melakukan hal yang tidak sesuai dengan keyakinan kelas atau budaya positif yang diterapkan di sekolah, pendidik seharusnya  tidak memberikan hukuman tetapi  melakukan segitiga restitusi terhadap murid tersebut. Apabila ada murid yang mengalami masalah dalam pembelajaran pendidik dapat melakukan teknik Coaching membimbing murid sebagai Coachee agar murid tersebut dapat menemukan solusinya sendiri dan melejitkan potensi yang dimilikinya.

F. Teknik Pengambilan Keputusan yang Tepat

Teknik pengambilan keputusan yang tepat dapat dimulai dengan  mengidentifikasi apakah kasus yang dialami termasuk Dilema Etika atau Bujukan Moral. Dilema Etika yaitu dihadapkan pada kondisi benar vs benar tetapi secara moral bertentangan, sedangkan Bujukan Moral yaitu dihadapkan pada kondisi benar vs salah. Kemudian tentukan paradigma yang terjadi :

Empat Paradigma Dilema Etika yang terdiri dari :
  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Ada tiga Prinsip Pengambilan Keputusan :
  1. Berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking)
  2. Berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking)
  3. Berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking)
Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan :

  1. Menentukan nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini 
  4. Pengujian benar atau salah : Uji Legal, Uji Regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji halaman Depan Koran,Uji Panutan/Idola
  5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
  6. Melakukan Prinsip Resolusi
  7. Investigasi Opsi Trilema yaitu mecari solusi alternatif pengambilan keputusan.
  8. Buat Keputusan
  9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak pada hasil akhir yang diharapkan akan menciptakan suasana yang aman, nyaman, kondusif dan menyenangkan. Sehingga murid dapat mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.


G. Kesulitan-Kesulitan  dalam Pengambilan Keputusan di Tempat Kerja

Kesulitan-kesulitan yang ditemui di tempat kerja diantaranya ketika kita tidak satu frekuensi dengan rekan kerja dalam mengatasi masalah yang dihadapi, hati nurani berbenturan dengan aturan yang ditetapkan, atau keputusan pimpinan berbeda dengan bawahan. Hal-hal tersebut tentu saja harus diatasi dengan menjalin komunikasi yang asertif, menjadi pendengar yang aktif dan bertindak efektif melalui penerapan 9 langkah pengambilan  dan pengujian keputusan sehingga keputusan yang diambil berpihak pada murid dan bermanfaat untuk mewujudkan visi dan misi sekolah.

H. Kesimpulan

Peran pendidik sesuai dengan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun murid sesuai kodrat alam dan kodrat zaman sehingga murid dapat mengalami Merdeka Belajar. Pendidik harus mampu menerapkan Budaya Positif di sekolah dan menciptakan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran soisal emosional dengan melatih kemampuan Kompetensi Sosial Emosional melalui teknik mindfullness, STOP serta teknik Coaching yang bermanfaat dalam Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran yang berpihak pada murid diantaranya melalui identifikasi 4 Paradigma Dilema Etika, 3 Prinsip Pengambilan Keputusan dan melaksanakan 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan yang tepat dan efektif.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

INOVASI PEMBELAJARAN "RUMAH BELAJAR IS YOURS"

BERBAGI PART 3 SOSIALISASI DI MI ISLAMIC DAN MGMP IPA KABUPATEN INDRAMAYU

Histologi Lambung